Menyorot infrastruktur Tangerang sekarang semakin berkembang bila dibanding sepuluh tahun kemarin. Serta perubahan satu lokasi memang dikarenakan oleh beberapa segi, seperti segi ekonomi, sosial budaya, infrastuktur yang ideal, dan unsur yang lain.
Nah, infrastruktur biasanya jadi patokan warga, khususnya beberapa pelacak tempat tinggal, untuk memandang apa satu wilayah cukup nyaman untuk jadikan rumah. Serta Tangerang jadi kota paling besar ke-3 di Jabodetabek punyai banyak infrastuktur yang memberi dukungan terciptanya satu lokasi tempat tinggal yang nyaman.
Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Kota Tangerang sudah mengaplikasikan serta meningkatkan ide Liveable, Investable, Visitable serta E-city yang dipersingkat jadi LIVE. Berarti Tangerang jadi kota wajar huni, wajar investasi, wajar didatangi, serta telah memakai tehnologi info berbasiskan elektronik.
Ditambah lagi dengan geografis Tangerang terhitung daerah yang strategis serta dekat ke ibu kota Jakarta. Perubahan infrastruktur Tangerang diprioritaskan pada usaha menangani kemacetan mengingat tingginya mobilitas masyarakat Tangerang ke Jakarta atau sebaliknya. Termasuk di lokasi seputar Lapangan terbang Soekarno Hatta.
Untuk meminimalkan kemacetan di daerah ini diantaranya dibuat Ruang Traffic Control Sistem (ATCS), eksperimen jalan raya, sistem park and ride, car free day (CFD), uji emisi, sampai penambahan sarana pendukung angkutan massal seperti penyediaan bis rapid transit (BRT), Angkutan Tepian Terpadu Bis Transjakarta (APTB), Trans Kota Tangerang, serta kereta api.
Pembangunan infrastruktur Tangerang terus dikerjakan contohnya dengan melakukan perbaikan akses jalan serta buka jaringan jalan baru. Seperti peningkatan jaringan jalan untuk menyambungkan Kota Tangerang dengan DKI Jakarta serta dengan Tangerang Selatan.
Sekarang peningkatan jaringan jalan itu masih juga dalam harga sepeda polygon proses penerapan. Jalan yang ditingkatkan itu adalah Jalan KH Hasyim Ashari-Jalan HOS Cokroaminoto, yang disebut tepian Kota Tangerang serta DKI Jakarta.
Diluar itu dikerjakan peningkatan Jalan Raden Fatah-Jombang Raya, yang disebut lokasi tepian Kota Tangerang dengan Tangerang Selatan. Mantap, kan?! Nah, bila Anda tertarik untuk punyai tempat tinggal atau berinvestasi di Lokasi ini, baca bermacam pilihan huniannya.
Pembangunan infrastruktur Tangerang, terutamanya penghubung antar daerah atau kota, terus ditingkatkan. Sebutlah saja seperti pembangunan beberapa jalan tol, salah satunya: Tol Kunciran-Serpong serta Tol Serpong-Balaraja.
Tol Kunciran-Serpong
Jalan Tol Kunciran-Serpong selama 11,2 km ini adalah sisi dari jaringan JORR 2 yang akan menyambungkan Lapangan terbang Soekarno-Hatta sampai Cibitung. Jaringan jalan tol ini berperan merusak jalan raya yang sekarang menumpuk di kota Jakarta, atau di JORR.
Jalan tol ini akan tersambung dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran (dalam proses pembebasan tempat), Jalan Tol Jakarta-Serpong, dan Jalan Tol Serpong–Cinere.
Pembuatan jalan Tol Kunciran-Serpong harga helm ink ini terbagi dalam 2 seksi dengan ongkos konstruksi yang sampai Rp760 miliar. Tol ini direncanakan bekerja di tahun 2019 ini.
Tol Serpong-Balaraja
Jalan Tol Serpong-Balaraja adalah sambungan dari Jalan Tol Ulujami-Serpong. Jalan tol ini Menyambungkan Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang. Panjang jalan tol ini kira-kira 39,8 km..
Tol ini nanti akan terhubung dengan Jalan Tol Tangerang-Merak serta Jalan Tol Jakarta-Serpong. Project ini sendiri sudah sempat terlambat sebab belum selesainya masalah pembebasan tempat. Project ini sendiri terdiri jadi tiga paket. Paket pertama serta ke-3 seksi I ruas itu akan dibuat di November 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar