Kamis, 31 Januari 2019

Banyak Wanita Luar Negeri MenjualRambut Demi Ekonomi

Krisis ekonomi di Venezuela membuat masyarakat butuh memutar otak untuk mendapatkan tambahan uang. Seperti Fantine di narasi Prancis Les Miserables, wanita di Venezuela sampai jual rambutnya.
Dikutip dari BBC, harga rambut yang dipotong langsung dari pemilikinya dibandrol sampai 45 pound sterling atau Rp 825 ribu (1 pound sterling = Rp 18.355).
Konsumen ialah pria paruh baya bernama Luis Fernando. Dia mengharap, uang yang beberapa wanita bisa melalui jual rambut bisa tingkatkan hajat hidup mereka.
"Saat mereka hadir untuk memotong rambut, itu sebab kemiskinan mereka sangan ekstrim, serta mereka lakukan ini menjadi langkah paling akhir memperoleh uang," tutur pria berkumis itu.
Luis tawarkan jasanya di dalam jalan serta memanggil-manggil calon pembelinya. Ia telah memotong beberapa ratus rambut wanita Venezuela yang tengah mengungsi.
Rambut-rambut itu dia lalu jual ke tukang rambut palsu serta ekstensi. Luis juga mengerti benar perasaan beberapa wanita yang sampai mesti memotong rambutnya.
"Beberapa wanita Venezuela tentu begitu sakit saat mesti jual rambut mereka. Rambut itu sisi dari mereka," paparnya.
Kira-kira 2,3 juta rakyat Venezuela tengah melarikan diri ke negara lainnya karena buruknya ekonomi di negara mereka. Sekarang ini, rezim sosialis Nicolas Maduro tengah mendapatkan desakan dari Amerika Serikat serta beberapa negara Amerika Latin lainnya untuk menyerahkan tampuk pemerintahan ke tim oposisi.
Pemerintahan Donald Trump selalu memberikan desakan pada presiden Venezuela, Nicolás Maduro, dimana kesempatan ini memiliki bentuk berbentuk sangsi pada raksasa minyak negara itu, PDVSA.
Kebijaksanaan itu, menurut penasehat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton, adalah beberapa usaha untuk menantang intimidasi strategis dari Kuba serta Iran, demikian seperti diambil dari The Guardian.
Dalam satu instruksi di Gedung Putih, menteri keuangan AS, Steve Mnuchin, menjelaskan pada beberapa wartawan jika sangsi itu akan menghukum "mereka yang bertanggungjawab atas penurunan kualitas hidup di Venezuela", serta menggerakkan Juan Guaido, --pemimpin oposisi yang minggu lantas mengaku menjadi presiden sementara-- resmi pimpin negeri seperti minyak di Amerika Latin itu.
"Ini ialah tragedi besar yang menyebabkan krisis kemanusiaan di negara dengan sumber daya melimpah," kata Mnuchin.
Sangsi --yang mewakili langkah ekonomi paling berat AS pada Maduro waktu ini-- muncul lima hari sesudah deklarasi menegangkan Guaido menyebabkan krisis politik paling baru di Venezuela.
John Bolton menjelaskan jika asset sejumlah US$ 7 iliar (sama dengan Rp 98,6 triliun) punya PDVSA selekasnya dikunci, menjadi akibatnya karena sangsi berkaitan.
Diluar itu, perusahaan itu akan kehilangan seputar US$ 11 miliar (sama dengan Rp 154 triliun) kekuatan nilai export minyak Venezuela saat satu tahun ke depan.
Baca juga : harga asbes
                     harga genteng metal
Bolton menjelaskan sangsi itu adalah usaha untuk memudahkan "kemiskinan serta kelaparan dan krisis kemanusiaan" yang tengah mencengkeram Venezuela, serta hentikan "Maduro serta kroni-kroninya" menjarah asset rakyat ditempat.
Akan tetapi, dia pun mengaku jika kebutuhan strategis AS turut bertindak, termasuk juga kecemasan mengenai kehadiran serta kegiatan musuh Negeri Paman Sam di lokasi itu.
"Kami fikir kestabilan serta demokrasi di Venezuela ialah kebutuhan nasional langsung Amerika Serikat sekarang ini," kata Bolton pada wartawan. "Rezim otoriter Chavez serta Maduro sudah sangat mungkin penetrasi oleh musuh-musuh Amerika Serikat, termasuk juga Kuba."
"Sebagian orang menyebutkan negara itu 'Cubazuela', dimana menggambarkan cengkeraman yang dipunyai militer serta pasukan keamanan Kuba pada rezim Maduro. Kami fikir itu ialah intimidasi berarti yang strategis buat Amerika Serikat serta ada pula yang lainnya, termasuk juga kebutuhan Iran dalam simpanan uranium Venezuela," tutur Bolton memberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar